Sabtu, 06 Februari 2016

Bertemu dengan orang hebat, bukan sebuah alasan untuk menyamakan diri padanya. hanya motivasi indah ketika kami bertemu dengannya. Motivasi untuk terus maju, belajar untuk mencapai cita-cita yang kami inginkan. Bukan soal akhir untuk menjadi orang yang hebat tapi bagaimana proses kita menjadi orang hebat.

Berharap untuk bertemu orang hebat seperti beliau tidak akan mustahil. Dengan kita belajar dan terus belajar, tidak akan ada pembatas yang mampu membatasi kita dengan orang-orang hebat diantara kita.




Perkenalkan dia adalah tokoh tafsir yang hebat. Farid Esack. Siapa yang tidak kenal dengan dia. Kalian semua adalah calon tokoh tafsir ternama seperi beliau. Kuncinya hanya satu, belajar,belajar dan belajar. Farid Esack asked in this book that
Using The Qur'an

Wherever possible, I have tired to use quranic text when illustrating a point or asserting a statement ( look at The Qur'an page 13)

Dan inilah tokoh-tokoh tafsir ketika kami dipertemukan di sebuah gedung aula milik UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Idak pernah terbayang oleh kami betemu dengan mufasirun di usia yang masih sangat kecil ini. Kami adalah kelompok satu-satunya yang masih menempuh study di S1. Tidak dapat dipungkiri lagi jika kami diheran-herankan oleh peserta lain. Tapi sebuah experience besar telah menancap pada diri kami. tidak ada kata malu untuk terus belajar, belajar dan belajar.

Doakan untuk kesuksesan kami....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN TAFSIR DI INDONESIA ABAD  XVI-XIX M Husain Imaduddin Siti Robikah Pendahuluan Pusat studi Islam di Asia Tenggara dan k...